STRUKTUR JALA INA

PENGURUS YAYASAN

Pembina
O. Zulkarnain S. Tihurua

Zul Tihurua merupakan pengajar Antropologi di Universitas Islam Negeri (UIN) A.M. Sangadji Ambon. Saat ini, ia juga tengah menempuh studi Doktor (Ph.D.) dalam bidang Human Geography di University of Leeds, Inggris.

Fokus risetnya berkisar pada fenomena sosial-ekologis di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan perhatian khusus pada bagaimana masyarakat lokal berinteraksi dengan lingkungan hidup mereka serta membangun strategi adaptif terhadap perubahan sosial dan ekologis.
Melalui kegiatan akademik dan penelitian, Zul berupaya memperdalam pemahaman tentang hubungan antara manusia, ruang, dan budaya di kawasan kepulauan Indonesia Timur, sekaligus mendorong pengembangan pengetahuan yang berpihak pada keberlanjutan dan kearifan lokal masyarakat pesisir.

Pengawas
Muzdhalifah R. Aminudin

Muzdhalifa adalah seorang pendidik pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Maluku. Dengan latar belakang akademik di bidang Ilmu Komputer dan Ekonomi, Muzdhalifa menggabungkan pendekatan teknologi, manajemen, dan keberlanjutan dalam proses belajar-mengajarnya.

Sebagai seorang pendidik yang aktif dalam isu lingkungan, ia kerap terlibat dalam kegiatan edukasi hijau di sekolah, kampanye kesadaran lingkungan di komunitas, serta mendorong integrasi nilai-nilai keberlanjutan dalam pembelajaran kejuruan. Muzdhalifa percaya bahwa pendidikan berperan penting dalam membentuk generasi muda yang peduli dan bertanggung jawab terhadap alam.

Ketua
M. Yusuf Sangadji

Muhammad Yusuf Sangadji atau yang biasa disapa Nowen adalah alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) yang dikenal sebagai penyelam profesional dengan konsen pada isu pesisir dan pulau-pulau kecil di Kepulauan Maluku dan Indonesia Timur.

Lahir dan besar di sebuah pulau kecil, Nowen tumbuh dengan kedekatan yang kuat terhadap laut dan kehidupan masyarakat pesisir, yang kemudian membentuk pandangannya tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan ruang hidupnya.

Sebagai mantan Ketua Forum Penyelam Mahasiswa Indonesia (FoMI), Nowen berperan aktif dalam membangun jejaring antar penyelam muda di berbagai daerah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut.

Komitmen Nowen terhadap pelestarian ekosistem terumbu karang membuat Nowen pada tahun 2018 menginisiasi Karang Nusantara, sebuah gerakan kampanye perlindungan terumbu karang di Kepulauan Maluku yang menekankan pentingnya peran masyarakat lokal dalam menjaga sumber daya laut. Dari semangat inisiatif tersebut, Yusuf kemudian mendirikan Jala Ina, sebuah wadah pemberdayaan dan kolaborasi yang berfokus pada edukasi, konservasi, serta penguatan kapasitas masyarakat pesisir, dalam menjaga keberlanjutan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Melalui Jala Ina, Nowen mendorong terwujudnya pelestarian wilayah kepulauan Indonesia secara demokratis dan berkeadilan sebagai jaminan keberlanjutan ruang hidup bersama, agar tercapai keadilan lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

Sekretaris
Yuniar Sakinah Waliulu

Yuniar Waliulu merupakan dosen pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pattimura. Ia memiliki kepakaran dalam bidang komunikasi publik dan sosial, dengan fokus pada isu literasi media serta komunikasi lingkungan. Selama karier akademiknya, Yuniar aktif terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat, dan kampanye edukatif yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Melalui perannya sebagai pendidik dan peneliti, ia berkomitmen untuk mendorong lahirnya generasi muda yang kritis, literat, dan berwawasan ekologis.

PENGURUS EKSEKUTIF

Direktur Eksekutif
M. Yusuf Sangadji

Muhammad Yusuf Sangadji atau yang biasa disapa Nowen adalah alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) yang dikenal sebagai penyelam profesional dengan konsen pada isu pesisir dan pulau-pulau kecil di Kepulauan Maluku dan Indonesia Timur.

Lahir dan besar di sebuah pulau kecil, Nowen tumbuh dengan kedekatan yang kuat terhadap laut dan kehidupan masyarakat pesisir, yang kemudian membentuk pandangannya tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan ruang hidupnya.

Sebagai mantan Ketua Forum Penyelam Mahasiswa Indonesia (FoMI), Nowen berperan aktif dalam membangun jejaring antar penyelam muda di berbagai daerah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut.

Komitmen Nowen terhadap pelestarian ekosistem terumbu karang membuat Nowen pada tahun 2018 menginisiasi Karang Nusantara, sebuah gerakan kampanye perlindungan terumbu karang di Kepulauan Maluku yang menekankan pentingnya peran masyarakat lokal dalam menjaga sumber daya laut. Dari semangat inisiatif tersebut, Yusuf kemudian mendirikan Jala Ina, sebuah wadah pemberdayaan dan kolaborasi yang berfokus pada edukasi, konservasi, serta penguatan kapasitas masyarakat pesisir, dalam menjaga keberlanjutan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Melalui Jala Ina, Nowen mendorong terwujudnya pelestarian wilayah kepulauan Indonesia secara demokratis dan berkeadilan sebagai jaminan keberlanjutan ruang hidup bersama, agar tercapai keadilan lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

Manager Riset dan Advokasi
Abdul Muit Pelu

Muit Pelu merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti) yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu advokasi, hak asasi manusia (HAM), dan lingkungan hidup. Dengan latar belakang sebagai pencinta alam, Muit telah lama menaruh perhatian pada hubungan antara manusia dan alam, serta pentingnya menjaga keseimbangan ekologi melalui pendekatan hukum dan sosial.

Sebelum kembali berkarya di Maluku, Muit sempat berkiprah di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, di mana ia terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi masyarakat marjinal dan pendampingan hukum bagi kelompok rentan. Pengalaman tersebut memperkaya perspektifnya dalam memperjuangkan keadilan sosial, terutama di bidang perlindungan lingkungan dan hak masyarakat adat.
Melalui komitmen dan pengalamannya, Muit terus berupaya mendorong lahirnya kebijakan dan praktik pembangunan yang berkeadilan, berpihak pada rakyat kecil, serta berkelanjutan secara ekologis.

Manager Pendidikan dan Konservasi
Rafly Kibas

(Rafly Kibas adalah seorang penggiat kelautan dan perikanan yang berfokus pada pemberdayaan nelayan pesisir serta pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. Sebagai Manajer Pendidikan dan Konservasi, Rafly memiliki pengalaman lapangan yang luas dalam mendampingi komunitas pesisir untuk memperkuat kapasitas mereka dalam menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Melalui kegiatan pendidikan dan konservasi, Rafly berupaya menjembatani ilmu pengetahuan dan kearifan lokal guna mewujudkan pelestarian wilayah kepulauan Maluku secara demokratis dan berkeadilan. Komitmennya berakar pada visi untuk menjadikan konservasi laut sebagai jalan menuju keadilan lingkungan, ekonomi, dan sosial, serta memastikan keberlanjutan ruang hidup bersama bagi masyarakat pesisir.)

Manager Kampanye
Fatimah Mulyadi

Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang berdedikasi dalam pelestarian lingkungan pesisir dan laut. Dengan latar belakang keilmuan serta pengalaman lapangan yang kuat, aktif menginisiasi dan mengelola kampanye yang berfokus pada pelestarian ekosistem laut dan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.

Sebagai Manajer Kampanye, berkomitmen untuk membangun gerakan publik yang inklusif dan berbasis data guna mendorong kebijakan yang adil bagi lingkungan dan masyarakat. Mewujudkan pelestarian wilayah kepulauan Indonesia secara demokratis dengan memastikan suara masyarakat pesisir menjadi bagian penting dalam proses pengambilan keputusan.

Manager Finance
Dwi Sakina

Dwi Sakina adalah lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) yang memiliki dedikasi kuat pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan sumber daya pesisir. Latar belakang pendidikannya membentuknya sebagai pribadi yang peka terhadap dinamika ekosistem laut serta tantangan yang dihadapi masyarakat pesisir.

Ia memiliki ketertarikan mendalam terhadap gerakan pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya perempuan nelayan, yang memegang peranan penting namun sering kali terpinggirkan dalam rantai nilai perikanan. Perhatiannya tidak hanya pada aspek ekologis, tetapi juga pada keadilan sosial, penguatan kapasitas komunitas, dan perlindungan lingkungan laut.

Scroll to Top