PROFIL JALA INA

Dimulai dengan Karang Nusantara pada tahun 2018 sebagai gerakan kampanye pelestarian terumbu karang di Kepulauan Maluku. Inisiatif ini muncul dari keprihatinan terhadap kondisi ekosistem terumbu karang yang semakin terancam oleh aktivitas manusia, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang bergantung pada sumber daya pesisir. Melalui berbagai kegiatan kampanye dan edukasi, Karang Nusantara berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem terumbu karang sebagai bagian penting dari kehidupan mereka.

Dalam perjalanan Karang Nusantara, ditemukan bahwa salah satu penyebab kurangnya kepedulian terhadap kelestarian terumbu adalah karena model pendidikan yang tidak kontekstual. Masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil belum banyak mendapatkan pembelajaran yang berkaitan dengan pesisir dan laut sebagai ruang hidup dan sumber penghidupan mereka. Sehingga pada 13 Desember 2019 dibentuklah Sekolah Bahari sebagai ruang belajar bersama bagi anak-anak di Kepulauan Maluku untuk mengenal pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil sebagai ruang hidup bersama masyarakat Kepulauan Maluku.

Untuk memperkuat dan memaksimalkan kebermanfaatan dari Karang Nusantara dan Sekolah Bahari, pada tahun 2022 dibentuklah Jala Ina. Kehadirannya menjadi wujud penyatuan visi dari dua inisiatif tersebut agar dapat bergerak lebih terarah dan berkelanjutan. Jala Ina kemudian tumbuh sebagai ruang kolaborasi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil dalam mendorong tata kelola sumber daya alam yang adil, lestari, dan berpijak pada kearifan lokal.